Jakarta – Penjualan iPhone 16 di Indonesia masih terhambat karena belum mengantongi sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Lahatsatu menelusuri data Postel Komdigi Kementerian Komunikasi dan Digital, tercatat lebih dari 19.810 sertifikat telah diterbitkan untuk produk Apple, yang meliputi iPhone, iPad, Macbook, Airpod, dan iMac. Data tersebut menunjukkan bahwa produk-produk Apple diimpor dari berbagai negara, termasuk Cina, Vietnam, Thailand, dan India. Cina tercatat sebagai negara pengekspor terbesar produk Apple ke Indonesia periode 2016-2020.
Perundingan alot antara Apple dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) serta Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus berlanjut. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan tim teknis Kemenperin telah melakukan tiga kali pertemuan dengan Apple dalam upaya memperpanjang sertifikasi TKDN untuk iPhone 16. Agus menyatakan negosiasi berjalan baik dan Apple telah memenuhi kewajiban investasi sebesar US$ 10 juta (sekitar Rp 163,6 miliar).

Namun, Kemenperin menilai proposal Apple belum memenuhi empat aspek teknokratis yang ditetapkan pemerintah. Mengingat Apple menguasai 85% dari 2,79 juta unit ponsel yang diimpor ke Indonesia pada 2024, Kemenperin mendesak Apple untuk merevisi proposalnya agar iPhone 16, termasuk varian iPhone 16e, bisa mendapatkan sertifikasi TKDN.
Kabar terbaru menyebutkan Apple tengah berdiskusi dengan vendor untuk membangun pabrik komponen iPhone di Indonesia. Langkah ini, menurut Asia Nikkei Review, akan menjadi produksi iPhone pertama Apple di Asia Tenggara, mengingat minimnya ekosistem rantai pasokan di wilayah tersebut. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza enggan mengkonfirmasi kabar tersebut, meminta publik menunggu pengumuman resmi.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani telah mengumumkan rencana pembangunan pabrik komponen AirTag oleh vendor Apple, Luxshare-ICT, di Batam dengan investasi US$ 1 miliar (sekitar Rp 16 triliun), yang ditargetkan rampung pada awal 2026. Investasi ini diharapkan dapat menyerap 2.000 tenaga kerja dan memenuhi 65% kebutuhan AirTag global. Rosan optimistis minat vendor Apple untuk berinvestasi di Indonesia akan terus meningkat, mengingat saat ini baru satu vendor Apple yang beroperasi di Indonesia, jauh berbeda dengan Vietnam yang telah memiliki lebih dari 34 vendor. Ia menambahkan bahwa proses diskusi dengan dua atau tiga vendor lain juga sedang berlangsung. Jika terwujud, pembangunan pabrik komponen iPhone di Indonesia akan menjadi tonggak sejarah bagi industri teknologi Tanah Air.