Jakarta – Pemerintah mengincar swasembada pangan pada 2025. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengumumkan rencana penghentian impor beras, jagung, gula, dan garam konsumsi mulai tahun tersebut. Pengumuman ini disampaikan usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/12).
Zulhas memproyeksikan peningkatan signifikan produksi gabah pada Januari-Februari 2025. Ia memperkirakan panen gabah Januari 2025 mencapai 1,3 juta ton, melonjak dari 0,35 juta ton pada Januari 2024. Lonjakan serupa diprediksi pada Februari 2025, dengan produksi mencapai 2,08 juta ton dibandingkan 0,8 juta ton di tahun sebelumnya. Tren positif ini diyakini berdampak pada ketersediaan jagung, gula, dan garam.

"Kami sudah memutuskan untuk tidak mengimpor beras, jagung, garam, dan gula untuk konsumsi," tegas Zulhas dalam konferensi pers.
Langkah ini sejalan dengan pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang sebelumnya optimis Indonesia tak perlu impor beras sepanjang 2025. Prabowo, dalam Sidang Kabinet Paripurna (2/12), mengungkapkan cadangan beras nasional mendekati 2 juta ton, angka terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk mendukung target ini, Prabowo menyetujui usulan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung masing-masing Rp500 per kilogram. HPP gabah kini menjadi Rp6.500 per kg, sementara HAP jagung Rp5.500 per kg. Pemerintah menjamin penyerapan seluruh produksi gabah dan jagung petani dengan harga tersebut.
"Berapapun produksi beras atau gabah dari petani, akan ditampung sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah," pungkas Zulhas, menekankan komitmen pemerintah untuk mendukung petani.