PHK Melonjak, Ojol Jadi Pelarian, Persaingan Makin Sengit

Fenomena menarik terjadi di tengah maraknya PHK di berbagai sektor. Banyak pekerja yang terdampak memilih beralih profesi menjadi mitra ojek online (ojol) di platform seperti

Redaksi

PHK Melonjak, Ojol Jadi Pelarian, Persaingan Makin Sengit

Fenomena menarik terjadi di tengah maraknya PHK di berbagai sektor. Banyak pekerja yang terdampak memilih beralih profesi menjadi mitra ojek online (ojol) di platform seperti Gojek dan Grab.

Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO), Taha Syafariel, mengamati lonjakan jumlah pengemudi baru di lapangan. "Banyak wajah baru, baik di ojol roda dua maupun taksi online. Jaket dan helm mereka pun masih terlihat baru," ungkapnya.

PHK Melonjak, Ojol Jadi Pelarian, Persaingan Makin Sengit
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Data Kementerian Ketenagakerjaan pada Agustus 2024 menunjukkan angka PHK mencapai 46.240 orang. Kemudahan akses dan minimnya persyaratan membuat platform ojol menjadi pilihan menarik bagi para korban PHK.

Namun, bertambahnya jumlah mitra justru memperketat persaingan dan menekan pendapatan para pengemudi. "Persaingan semakin ketat," ujar Syafariel.

Situasi ini diperparah dengan strategi perusahaan ride hailing yang kerap meluncurkan program tarif hemat untuk bersaing dengan aplikasi lain seperti Maxim dan InDrive. Sementara itu, potongan komisi tetap sebesar 20% membuat pendapatan pengemudi semakin tergerus.

"Banyak juga teman-teman yang sudah menyerah karena pendapatannya turun terus, sudah mulai mencari pekerjaan lain tapi sudah gak ada, susah mencarinya," tambah Syafariel.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Pieter Abdullah, menjelaskan bahwa sektor pekerja informal seperti ojol dan taksi online memang menarik karena fleksibel, mudah diakses, dan mampu memberikan penghasilan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

"Sekitar 2-3 juta lainnya itu harus terpaksa masuk ke pekerjaan informal," kata Pieter dalam siaran YouTube CNBC Indonesia.

Hasil survei Segara Research Institute di Jabodetabek, Yogyakarta, dan Makassar menunjukkan bahwa pekerjaan informal memiliki hambatan masuk yang relatif rendah, dengan persyaratan kerja yang minimal.

Kemudahan lainnya adalah tidak adanya persyaratan pendidikan dan modal awal yang memberatkan bagi para pencari kerja. Hal ini mendorong sektor pekerjaan informal di bidang ini menjadi pilihan utama ketika pekerja di sektor formal harus berhenti bekerja.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai driver ojol menawarkan berbagai kelebihan. Meski sama-sama memiliki karakteristik fleksibel, driver ojol tidak terikat pada jam kerja yang ketat serta bisa menentukan sendiri hari kerja maupun jumlah jam kerja mereka.

Dari sisi fasilitas, pekerja informal pada umumnya tidak mendapatkan jaminan kesehatan, namun lebih dari 50% responden driver ojol menyatakan mendapatkan bantuan fasilitas untuk jaminan keselamatan kerja. Sedangkan 40% lainnya menyatakan bantuan pemberi kerja untuk mendapatkan jaminan kesehatan.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1