Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, melihat secercah harapan di tengah badai "tech winter" yang melanda dunia startup. Dua sektor, pertanian dan perikanan, justru menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan yang menjanjikan.
"Pemerintah mengakui bahwa kedua sektor ini sangat penting bagi percepatan ekonomi negara," tegas Budi saat membuka NextHub Global Summit 2024: Defrost the Tech Winter di Nusa Dua, Badung.
Tech winter, yang merujuk pada kondisi sulit yang dihadapi startup teknologi pasca pandemi, tak menyurutkan semangat di sektor pertanian dan perikanan. Kedua sektor ini justru mencatatkan pertumbuhan 3% pada tahun 2023 dengan nilai pasar mencapai US$ 159 miliar.
Kenaikan ini juga diiringi dengan peningkatan pendanaan di startup agritech dan aquatech. Bahkan, tahun lalu, kedua sektor ini masuk dalam daftar 15 sektor terbesar dengan valuasi tinggi.
Laporan "Startup Report 2023" oleh DSInnovate menunjukkan bahwa startup perikanan dan kelautan (aquatech) mencapai valuasi US$ 123 juta, sementara startup agritech mencapai US$ 26 juta.
Suksesnya startup Aquaconnect (India), Yalelo (Zambia), dan Arado (Brasil) di sektor ini menjadi bukti bahwa bisnis di bidang pertanian dan perikanan memiliki potensi besar.
"Kedua sektor ini masih punya model bisnis yang luas dan bisa dijelajahi oleh pelaku startup," ujar Budi.
Tantangan utama yang dihadapi kedua sektor ini adalah rantai pasok, produktivitas, dan keberlanjutan. Platform mekanisasi dan pasar digital menjadi model bisnis utama untuk Agritech. Sementara itu, aquatech, dengan meningkatnya permintaan ekonomi biru, dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai layanan, mulai dari pasar digital hingga pengelolaan sampah.
Di tengah badai tech winter, sektor pertanian dan perikanan menjadi oasis yang menjanjikan bagi startup. Dengan potensi yang besar dan dukungan pemerintah, kedua sektor ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional.
