Microsoft melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 650 karyawan yang bekerja di divisi game mereka. PHK ini menyasar tim yang bertanggung jawab atas produksi game Call of Duty: Warzone Mobile di bawah divisi Xbox dan tim di balik game Warcraft Rumble di bawah Activision.
Jumlah karyawan yang dipecat mencapai 3% dari total pekerja Microsoft. Meskipun demikian, perusahaan memastikan bahwa tidak ada judul game, perangkat, atau pengalaman bermain video game yang dibatalkan akibat PHK ini. Tidak ada studio yang ditutup, dan beberapa staf Xbox bahkan dipindahkan ke Activision.
"Selama setahun terakhir, tujuan kami adalah meminimalkan gangguan sambil menyambut tim baru dan memungkinkan mereka melakukan pekerjaan terbaik," kata CEO Microsoft Gaming, Phil Spencer, dalam email kepada staf pada Kamis (12/9).
"Sebagai bagian dari penyelarasan struktur tim pasca-akuisisi dan pengelolaan bisnis, kami membuat keputusan untuk melakukan PHK sekitar 650 peran di seluruh Microsoft Gaming, sebagian besar fungsi korporat dan pendukung, demi kesuksesan jangka panjang," tambah Spencer.
Karyawan Microsoft yang di-PHK di Amerika akan menerima pesangon, perawatan kesehatan tambahan, dan layanan penempatan. Sementara itu, pegawai internasional akan menerima paket berbeda bergantung pada lokasi.
Spencer menyampaikan bahwa PHK berpotensi terjadi lagi di tim lain saat perusahaan beradaptasi dengan perubahan prioritas.
Ini menandai gelombang PHK terbaru Microsoft sejak penutupan akuisisi Activision Blizzard pada tahun 2023. Raksasa teknologi ini mengumumkan pada Januari, akan memberhentikan 1.900 karyawan di seluruh divisi Xbox, Activision Blizzard, dan ZeniMax atau sekitar 8% dari total.
Pada Mei, Microsoft menutup tiga studio game, yakni Arkane Austin, Alpha Dog Studios, dan Tango Gameworks, yang dijalankan oleh anak usaha Bethesda Softworks. Raksasa teknologi itu juga menggabungkan studio game Roundhouse Games, dengan tim "The Elder Scrolls Online" di bawah ZeniMax Online Studios.