Penggunaan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia terus meningkat, khususnya Generative AI (GenAI) yang mampu menciptakan konten baru. Namun, sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa hanya 38% pekerja Indonesia yang menggunakan GenAI secara rutin, angka yang lebih rendah dibandingkan rata-rata Asia Tenggara (44%).
Laporan eksklusif dari Jobstreet dan BCG, "Decoding Global Talent 2024", yang melibatkan lebih dari 150.000 responden di 180 negara, mengungkapkan bahwa meskipun angka adopsi GenAI di Indonesia masih rendah, penggunaan teknologi ini tidak merata di berbagai sektor.

Di sektor digitalisasi, Data Science, dan AI, penggunaan GenAI mencapai 75%, lebih tinggi dari rata-rata ASEAN (72%). Namun, angka ini masih kalah tipis dari rata-rata global (78%).
Generasi muda (18-24 tahun) di Indonesia lebih cepat mengadopsi GenAI dengan tingkat penggunaan mencapai 75%, jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia 45 tahun ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda lebih mudah beradaptasi dengan teknologi baru dan GenAI telah menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka.
Meskipun demikian, masih banyak pekerja Indonesia yang belum familiar dengan GenAI. Laporan tersebut menyebutkan bahwa 48% warga Indonesia belum mengenal GenAI, membuka peluang besar untuk meningkatkan kesadaran dan penggunaan teknologi ini.
Jobstreet mengidentifikasi empat persona pengguna GenAI di Indonesia:
- Rekan Kerja: Pengguna GenAI sebagai pemberi saran, tetapi mayoritas pekerjaan masih dikerjakan sendiri. Biasanya berusia 35-44 tahun.
- Master: Pengguna yang memanfaatkan GenAI untuk menghemat waktu, terutama di sektor administrasi dan sekretariat. Biasanya berusia 25-34 tahun.
- Pakar: Pengguna yang bekerja di sektor IT, pemasaran, dan media, yang meninjau masukan dari GenAI sebelum menggunakannya. Biasanya berusia 45 tahun ke atas.
- Pengguna Baru: Pengguna yang langsung menggunakan GenAI tanpa pengembangan lebih lanjut, biasanya untuk mencari informasi, membuat ringkasan, dan esai. Biasanya berusia 18-24 tahun.
Laporan ini menunjukkan bahwa meskipun adopsi GenAI di Indonesia masih tertinggal dari negara lain, potensi penggunaan teknologi ini sangat besar. Peningkatan kesadaran dan edukasi tentang GenAI, terutama di kalangan pekerja yang belum familiar, menjadi kunci untuk mendorong adopsi teknologi ini di masa depan.




