Jakarta kembali dilanda banjir. Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat meluapnya Kali Ciliwung. Berdasarkan data Lahatsatu, hingga Senin malam (4/3), sebanyak 1.229 warga dari beberapa kelurahan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur telah mengungsi ke 11 lokasi pengungsian.
Mohamad Yohan, Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, menyatakan bahwa bantuan berupa makanan siap saji, pakaian, air mineral, selimut, dan paket kebutuhan keluarga telah disalurkan. Bantuan tersebut meliputi 1.000 boks makanan siap saji, 260 paket pakaian anak-anak, 20 dus air mineral, 20 selimut, dan 160 paket "family kit".

Luapan Kali Ciliwung yang menjadi penyebab utama banjir ini telah terjadi sejak Minggu malam (2/3). Situasi semakin mengkhawatirkan setelah Pos Pantau Depok pada Selasa dini hari (4/3) pukul 00.40 WIB mengumumkan status Siaga 1 (bahaya) dengan ketinggian air mencapai 350 cm. BPBD DKI Jakarta pun langsung mengeluarkan peringatan dini kepada warga di sekitar bantaran Kali Ciliwung, khususnya di Kelurahan Srengseng Sawah, Lenteng Agung, Tanjung Barat, Pejaten Timur, Rawajati, Cikoko, Bukit Duri, Manggarai, Kampung Melayu, dan daerah lainnya.
Hujan deras di Puncak, Bogor, pada Senin malam (3/3) turut berperan dalam meningkatkan tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung. Bendung Katulampa di Kota Bogor mencatat TMA mencapai 170 cm (Siaga 2) pada pukul 23.00 WIB dengan debit air 339.679 liter per detik. Sebelumnya, pada Minggu (2/3) pukul 21.33 WIB, TMA bahkan sempat mencapai 220 cm (Siaga 1) dengan debit 514.659 liter per detik.
Ketinggian banjir di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur mencapai 1,2 meter, merendam 28 RT dan empat ruas jalan. Titik tertinggi tercatat di Kelurahan Pejaten Timur, mencapai 3,7 meter. BPBD DKI Jakarta terus memantau dan memperbarui data ketinggian air setiap jamnya. Kondisi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di musim hujan.