Jakarta – Dugaan pemalsuan laporan keuangan yang menjerat perusahaan rintisan teknologi perikanan, eFishery, memicu reaksi dari internal perusahaan. Elsa Vinietta, Product Manager eFishery, melalui akun LinkedIn-nya membantah tudingan bahwa seluruh karyawan terlibat dalam praktik kecurangan. Ia menegaskan bahwa pemberitaan yang beredar saat ini sangat merugikan, baik bagi karyawan dan alumni eFishery, maupun bagi perkembangan teknologi di Indonesia.
"Berita yang beredar sekarang sangat merugikan kami sebagai karyawan dan alumni. Dalam jangka panjang, juga merugikan seluruh penggiat teknologi di Indonesia," tulis Elsa.
Elsa menyoroti framing negatif yang meluas di publik, seolah-olah seluruh karyawan eFishery terlibat dalam praktik curang. Ia menekankan bahwa produk-produk eFishery berfungsi dengan baik dan telah digunakan oleh para pembudidaya ikan. "Produk-produk ini bekerja. Bukan barang demo atau prototype," tegasnya. Ia mengakui bahwa produk eFishery, khususnya yang berbasis teknologi, masih terus dikembangkan dan menghadapi tantangan adopsi di lapangan, namun menyatakan bahwa kualitas produk terus meningkat setiap tahun.
Elsa juga menjelaskan sistem pelaporan di eFishery. Ia menyatakan bahwa timnya melaporkan data melalui dashboard yang divalidasi oleh tim data terpisah, sehingga data yang dihasilkan bersifat otomatis dan real-time. Ia menambahkan bahwa sebagian besar timnya bahkan tidak terlibat langsung dalam transaksi keuangan. "Saya tidak tahu berapa (karyawan yang terlibat), tetapi secara subjektif common sense pasti lebih banyak yang tidak melakukan (kecurangan)," ujarnya.
Klarifikasi Elsa ini muncul setelah beredar laporan investigasi yang menyebutkan manajemen eFishery diduga menggelembungkan pendapatan hingga hampir US$ 600 juta dalam sembilan bulan hingga September 2024. Laporan tersebut, yang dikutip dari sumber Bloomberg dan Straits Times, juga menyebutkan dugaan penggelembungan pendapatan dan laba selama beberapa tahun sebelumnya. Lahatsatu telah berupaya mengkonfirmasi hal ini kepada manajemen eFishery, namun belum mendapatkan tanggapan.
Meskipun mengakui adanya kegagalan integritas di eFishery, Elsa berharap agar kasus ini tidak membunuh inisiatif teknologi dan modernisasi di Indonesia. Ia yakin masih banyak karyawan eFishery yang berintegritas dan kompeten. Ia juga melihat pendekatan perusahaan dalam menawarkan adopsi teknologi kepada pembudidaya bisa menjadi pelajaran berharga ke depannya.