Gangguan pada aplikasi superapp Wondr milik Bank Negara Indonesia (BNI) memicu gelombang protes di media sosial. Kejadian ini terjadi Senin (25/11), saat aplikasi tersebut sedang dalam pemeliharaan, tepatnya pada jam makan siang—waktu transaksi biasanya tinggi. Banyak nasabah, termasuk figur publik Jovial da Lopez, menyayangkan pemilihan waktu pemeliharaan tersebut. Beberapa pengguna bahkan mengancam untuk pindah bank.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan memastikan timnya tengah menangani masalah teknis tersebut. Ia menyarankan nasabah untuk sementara menggunakan layanan BNI lainnya.

Di sisi lain, isu ekonomi juga menjadi sorotan. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait UU Cipta Kerja membuka peluang kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2025. Namun, perdebatan antara buruh yang menginginkan kenaikan 7-8% dan pengusaha yang hanya menyetujui 3,5% masih berlanjut. Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Ketenagakerjaan memiliki peran krusial dalam menentukan besaran UMP mendatang.
Presiden Prabowo juga memimpin rapat terbatas membahas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara), menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi, khususnya UU Pasar Modal. Sementara itu, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, membantah kabar penutupan seluruh SPBU Shell di Indonesia.
Proyeksi ekonomi Lahatsatu juga menyoroti nasib kelas menengah Indonesia di tahun 2025. Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memprediksi pelemahan konsumsi akan berlanjut, terutama disebabkan oleh penurunan daya beli kelas menengah yang selama ini menjadi kontributor utama konsumsi nasional. Dengan jumlah kelas menengah mencapai 52 juta jiwa atau 19% penduduk Indonesia dan berkontribusi 40% terhadap total konsumsi, perlambatan ini berpotensi menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.