Dukungan dari para mantan presiden kepada pasangan calon gubernur Jakarta dinilai tak lantas menjadi jaminan kemenangan. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dikabarkan mendapat dukungan dari Presiden Jokowi dan Prabowo, sementara duet Pramono Anung-Rano Karno didukung oleh Megawati Soekarnoputri.
Pakar politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menilai pemilih di Jakarta cenderung rasional dan tidak terfokus pada sosok ketokohan tertentu. "Pemilih di Jakarta itu rasional, jadi tidak akan terlalu efektif jika Jokowi maupun Megawati ikut dalam kampanye memenangkan masing-masing pasangan itu," ungkap Ujang.

Ujang menambahkan, faktor utama kemenangan di Pilgub Jakarta lebih ditentukan oleh program kerja yang ditawarkan oleh para kandidat. "Programnya bisa diterima oleh warga atau tidak. Saya sih melihatnya ke sana," ujarnya.
Senada dengan Ujang, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menilai dukungan simbolik para mantan presiden cenderung tak membawa pengaruh berarti. Meskipun demikian, dukungan dari Jokowi kepada Ridwan Kamil-Suswono dan Megawati kepada Pramono-Rano Karno tetap dibutuhkan oleh masing-masing kandidat. "Dukungan dari figur utama ini tentu secara tidak langsung baru dapat kita lihat dari hasil akhir di November nanti," kata Arifki.
Sebelumnya, Ridwan Kamil menyatakan tak khawatir dengan upaya Megawati memenangkan rivalnya. Ia mengklaim mendapat dukungan dari Presiden Prabowo dan Jokowi. "Jangan kaget juga kalau misalkan tiba-tiba, walaupun belum ada kepastian, ya, Pak Jokowi turun juga, Pak Prabowo turun juga," kata Ridwan.
Lahatsatu telah berupaya untuk menanyakan keterlibatan Megawati dalam kampanye Pramono-Rano kepada Juru Bicara PDIP, Chico Hakim. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada balasan dari Chico terkait dukungan Megawati kepada Pramono-Rano.