Hilirisasi Tambang: Modal Bangun Jalan, Subsidi, dan Bansos

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa hilirisasi produk pertambangan bukan hanya menguntungkan perusahaan, tapi juga memberikan keuntungan berlipat bagi negara. Pendapatan negara dari sektor ini,

Redaksi

Hilirisasi Tambang: Modal Bangun Jalan, Subsidi, dan Bansos

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa hilirisasi produk pertambangan bukan hanya menguntungkan perusahaan, tapi juga memberikan keuntungan berlipat bagi negara. Pendapatan negara dari sektor ini, menurut Jokowi, bisa dialokasikan untuk pembangunan fasilitas publik seperti jalan desa, jalan tol, pelabuhan, bandara, serta program intervensi pemerintah seperti subsidi dan bantuan sosial (bansos).

"Banyak yang bertanya kepada saya bahwa hilirisasi itu yang untung hanya perusahaan. Jangan keliru, penerimaan negara dari situ banyak sekali," tegas Jokowi saat memberikan sambutan dalam agenda Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke 79 di Hotel Kempinski Jakarta pada Kamis (10/10).

Hilirisasi Tambang: Modal Bangun Jalan, Subsidi, dan Bansos
Gambar Istimewa : cdn1.katadata.co.id

Jokowi mencontohkan selisih pendapatan negara sebelum pelarangan ekspor bijih nikel hanya US$ 2,9 miliar per tahun. Angka ini melonjak drastis setelah pemerintah menerapkan kebijakan larangan ekspor bijih nikel pada 2020.

Kebijakan ini merupakan inti dari hilirisasi dalam negeri, yang mengharuskan bijih nikel diolah oleh smelter di dalam negeri untuk menciptakan nilai tambah. Hasilnya, pendapatan negara dari hilirisasi nikel mencapai US$ 34,4 miliar pada 2023.

"Lompatannya bayangkan besar sekali," ujar Jokowi, sembari mengapresiasi jumlah smelter di dalam negeri yang kini telah mencapai 108 unit.

Hilirisasi bijih nikel menjadi modal utama untuk pembuatan produk olahan lanjutan seperti lembaran besi tahan karat atau stainless steel dan hot rolled (hr) stainless steel. Produk NPI juga merupakan bahan baku dari pembuatan besi dan baja anti karat.

Pemerintah kini juga melebarkan sasaran larangan ekspor bahan mentah mineral pertambangan mencakup bauksit, konsentrat tembaga dan timah. Jokowi mendorong percepatan proses hilirisasi batu bara menjadi produk gasifikasi batu bara atau dimethyl ether (DME).

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian per Februari 2023, terdapat 91 unit pabrik pengolahan mineral di dalam negeri, dengan rincian 48 smelter eksisting dan 43 smelter yang masih dalam tahap studi kelayakan dan konstruksi. Smelter yang sudah beroperasi didominasi oleh smelter nikel, dengan jumlah 36 unit, diikuti 6 unit smelter besi baja, 2 smelter tembaga, dan 4 smelter aluminium.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

ads cianews.co.id banner 1