Jakarta, 18 Februari – Di tengah persaingan industri barang konsumsi cepat saji (FMCG) yang ketat, Unilever Indonesia mengungkapkan strategi kunci keberhasilannya: memanfaatkan data konsumen secara efektif. Hal ini diungkapkan Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk, Padwestiana Kristanti (Esti), dalam Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025.
Dalam sesi diskusi bertema "Inovasi Berbasis Data di Pasar yang Cepat Berubah", Esti menekankan pentingnya memahami perilaku dan kebutuhan konsumen. "Data terpenting adalah data perilaku konsumen, kebutuhan mereka, dan tren pasar terkini," ujarnya.

Unilever Indonesia menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan data tersebut. Survei eksternal, social listening, diskusi kelompok terfokus (FGD), kunjungan pasar, dan interaksi langsung dengan komunitas menjadi sumber informasi berharga. Namun, Esti mengingatkan, data mentah tanpa interpretasi yang tepat tak bernilai. Data harus dianalisa untuk menghasilkan insight yang berdampak pada pengambilan keputusan bisnis.
Sebagai contoh keberhasilan, Esti menunjuk peluncuran Vaseline Gluta-Hya Serum. Unilever mendeteksi tren konsumen yang menyukai produk serum, sehingga peluncuran produk ini tepat sasaran. Strategi lain adalah menghadirkan varian produk tier 2 yang lebih terjangkau dari produk premium, merespon tren penurunan daya beli di segmen menengah. "Strategi ini memastikan produk kami dapat diakses semua segmen konsumen," kata Esti.
Mengelola data dari 8 pabrik, lebih dari 40 merek, dan 600 distributor merupakan tantangan besar. Unilever fokus pada tiga hal kunci: standarisasi data, konsistensi pengumpulan data, dan penyederhanaan proses. Tujuannya adalah meminimalisir kesalahan dan menghasilkan insight berkualitas.
Dengan mengaplikasikan strategi berbasis data di seluruh lini bisnis, dari riset produk hingga distribusi, Unilever Indonesia berhasil beradaptasi dengan dinamika pasar FMCG. IDE Lahatsatu 2025 sendiri merupakan forum diskusi yang membahas berbagai isu ekonomi, termasuk pangan, industri, digital, keuangan, dan energi, menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat publik hingga tokoh internasional.