Raksasa teknologi Samsung dikabarkan akan memangkas tenaga kerjanya hingga 30% di beberapa divisi. Rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) ini terutama menyasar staf administrasi, divisi pemasaran, dan penjualan.
Keputusan ini diambil setelah Samsung menghadapi kesulitan bisnis yang berbuntut PHK. Perusahaan yang mempekerjakan 267.800 orang pada akhir 2023, dengan 147.000 karyawan berbasis di luar negeri, menyatakan pengurangan karyawan ini sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi.
Lantas, apa saja penyebab Samsung terpaksa mengambil langkah drastis ini?
1. Krisis Chip Membayangi
Bisnis chip, yang menjadi andalan utama Samsung, mengalami kesulitan. Laba unit bisnis ini anjlok pada kuartal pertama tahun 2023, terparah dalam 15 tahun terakhir. Laba Samsung menyusut 95% dari KRW 14,12 triliun menjadi KRW 0,64 triliun.
Kondisi ini membuat Samsung tertinggal dari para kompetitornya. Untuk mengatasi krisis ini, Samsung mengganti kepala semikonduktornya pada Mei lalu, berharap dapat mengejar ketertinggalan.
2. Penjualan Smartphone Terus Merosot
Samsung menghadapi persaingan ketat di pasar smartphone kelas premium, terutama dari Apple dan Huawei. Penjualan smartphone Samsung juga mengalami penurunan di India, yang dikaitkan dengan kelelahan merek, masalah stok, dan persaingan sengit dari merek asal Tiongkok seperti Xiaomi dan Vivo.
Meskipun sempat mendominasi pasar ponsel pintar India pada 2023, Samsung tergeser ke posisi ketiga pada kuartal kedua 2024. Pengiriman smartphone Samsung menurun sebesar 15,4% pada periode April-Juni, mengakibatkan pangsa pasar volumenya turun menjadi 12,9%.
3. Antisipasi Perlambatan Ekonomi Global
Samsung juga mengambil langkah antisipasi terhadap perlambatan ekonomi global yang berdampak pada permintaan produk teknologi. Perusahaan berusaha untuk menopang intinya dengan menghemat biaya.
Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global pada akhir tahun 2024 akan melaju dengan kecepatan paling lambat dalam 30 tahun terakhir. Hal ini diperkuat oleh Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat dari sekitar 2,7% di tahun 2023 menjadi 2,4% di tahun 2024.
Pertumbuhan ekonomi global yang kian berisiko ini dipengaruhi oleh melemahnya perdagangan global, biaya pinjaman yang tinggi, utang publik yang meningkat, hingga ketegangan geopolitik yang meningkat.
PHK yang dilakukan Samsung merupakan langkah strategis untuk menghadapi tantangan bisnis yang kompleks. Perusahaan berharap dapat meningkatkan efisiensi dan bertahan di tengah persaingan yang ketat dan perlambatan ekonomi global.