Dua tahun telah berlalu sejak Presiden Jokowi membentuk tim khusus untuk memburu Bjorka, hacker yang menghebohkan Indonesia dengan aksi pembocoran data. Kini, Bjorka kembali muncul dengan menjual enam juta data pajak seharga US$ 10 ribu atau Rp 150 juta di forum BreachForums.
Data pajak yang dijual diduga berasal dari Direktorat Jenderal Pajak, karena memuat data sensitif seperti NPWP, Kanwil, KLU hingga tanggal daftar pajak. Alfons Tanujaya, Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom, telah memverifikasi sampel data dan menyatakan bahwa data tersebut valid.
Lahatsatu telah mengonfirmasi dugaan kebocoran data pajak dan progres pencarian Bjorka kepada Kominfo, namun belum mendapatkan tanggapan. Presiden Jokowi sendiri hanya meminta mitigasi terkait dugaan kebocoran data pajak, tanpa menyinggung progres pencarian Bjorka.
"Saya sudah memerintahkan Kominfo, Kementerian Keuangan, dan BSSN untuk memitigasi secepatnya," ujar Jokowi. Ia juga menyinggung bahwa kejadian serupa terjadi di beberapa negara lain, dan kemungkinan disebabkan oleh kelalaian password atau penyimpanan data yang tidak aman.
Terakhir kali, Lahatsatu mengonfirmasi pencarian Bjorka kepada Juru Bicara BSSN Ariandi Putra pada Oktober 2023. Ia menegaskan bahwa pencarian Bjorka berada di bawah kewenangan Polri, dan BSSN telah menyerahkan semua dokumen terkait kepada pihak kepolisian.
"BSSN mengirimkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan institusi," ujar Ariandi.
Pada September 2022, tim darurat yang dibentuk Presiden Jokowi untuk mencari Bjorka terdiri dari Kominfo, BSSN, BIN, dan Polri. Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi BSSN Irjen Pol. Dono Indarto menyatakan bahwa penelusuran Bjorka diserahkan ke penegak hukum.
"Jadi apa yang muncul, isu, dan lainnya, sudah diserahkan kepada penegak hukum," katanya.
Meskipun Bjorka kembali muncul dan menjual data sensitif, misteri keberadaan dan identitasnya masih belum terpecahkan. Pertanyaan besar pun muncul: apakah tim khusus yang dibentuk dua tahun lalu berhasil menemukan Bjorka? Atau, pencarian Bjorka hanya menjadi isu yang terlupakan?