Program makan bergizi gratis (MBG) dengan anggaran Rp10.000 per porsi per hari telah diuji coba hampir setahun di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta. Pemerintah optimistis anggaran tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi penerima manfaat.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan uji coba menunjukkan porsi makanan bergizi dengan kalori 600-700 per sajian dapat dipenuhi dengan anggaran maksimal Rp10.000. Anggaran APBN untuk program ini pun telah dialokasikan sebesar Rp71 triliun untuk tahun depan.
Meskipun awalnya direncanakan Rp15.000 per anak/ibu hamil per hari, Presiden Prabowo Subianto menilai Rp10.000 sudah cukup untuk menyediakan makanan bergizi. Hal ini diperkuat oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, yang memastikan dana tersebut mampu menyediakan makanan seimbang, mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Hasil uji coba di Sukabumi, menurut Dadan, menunjukkan terpenuhinya gizi seimbang dengan kalori sesuai kebutuhan.
Uji coba di Kecamatan Warungkiara, Sukabumi, sejak Januari 2024, melibatkan sekitar 3.000 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan. Program ini menargetkan 457 ribu penerima manfaat dengan anggaran Rp5 juta per tahun per penerima, sepenuhnya ditanggung pemerintah pusat.
Implementasi anggaran bersifat fleksibel. Dana yang tersisa di suatu daerah dapat dialokasikan ke daerah lain yang membutuhkan. Anggaran tidak untuk membeli makanan jadi, melainkan bahan baku yang diolah di lokasi, melibatkan masyarakat dan usaha katering lokal.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, memastikan standar gizi telah ditetapkan untuk memastikan program tepat sasaran dan meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak. Pelaksanaan program sendiri berada di bawah wewenang BGN dan pihak terkait.