Pengaruh influencer di media sosial semakin kuat, terbukti dari survei Litbang Kompas yang menunjukkan mayoritas konsumen membeli produk berdasarkan rekomendasi influencer.
Survei yang melibatkan 1.200 responden di 38 provinsi ini meneliti kebiasaan belanja masyarakat Indonesia dalam dua kategori, yaitu makanan dan non-makanan. Hasilnya, influencer memegang peranan penting dalam keputusan pembelian produk non-makanan, dengan 56,4% responden mengaku terpengaruh oleh rekomendasi influencer.
"Pengaruh influencer media sosial sangat tinggi, terutama untuk produk non-makanan," ungkap Putri Arumsari, Lead of Industry, Strategic Research Litbang Kompas.
Meskipun pengaruh influencer juga terasa pada pembelian makanan, mayoritas responden (88,5%) memilih membeli makanan secara langsung, meskipun mereka terpengaruh oleh rekomendasi influencer. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih membeli makanan secara langsung, terutama di era normal pasca pandemi.
"Jumlah mereka yang membeli makanan secara online lebih sedikit karena sekarang kita sudah hidup di era normal," jelas Putri.
Kredibilitas influencer menjadi kunci dalam mempengaruhi keputusan belanja konsumen. Konsumen merasa influencer memahami kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga rekomendasi yang diberikan terasa lebih personal dan kredibel.
Selain itu, brand juga memanfaatkan konsep Fear of Missing Out (FOMO) dengan memanfaatkan influencer. Hal ini membuat konsumen merasa khawatir akan ketinggalan tren atau produk populer jika tidak mengikuti rekomendasi influencer.