Meskipun 82,6% penduduk di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) sudah terkoneksi internet, masih ada 17,4% yang belum merasakan manfaatnya. Survei Lahatsatu dan BAKTI Kominfo menunjukkan bahwa kurangnya perangkat, bukan jaringan, menjadi kendala utama.
Sebanyak 30,2% masyarakat di daerah 3T mengaku tidak memiliki komputer atau gawai untuk terhubung ke internet. Hal ini menjadi faktor utama yang menghambat akses internet di wilayah tersebut. Selain itu, 26,4% responden menyatakan bahwa wilayah mereka tidak memiliki sambungan internet, sementara 21,1% mengaku tidak tahu cara menggunakan perangkat internet.
Survei ini juga mengungkap bahwa penetrasi internet tertinggi di daerah 3T berada pada kelompok masyarakat yang tamat S1, D1, D2, atau D3 (95,36%). Namun, kontribusi terbesar dalam penggunaan internet justru berasal dari lulusan SMA, SMK, atau Paket C (22,69%).
Generasi Z (87,46%) menjadi kelompok dengan penetrasi internet tertinggi di daerah 3T, diikuti generasi milenial (41,22%). Survei ini dilakukan pada Juli hingga September 2024 di 64 kabupaten daerah 3T, dengan total 1.950 responden.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun infrastruktur internet sudah tersedia di daerah 3T, masih banyak masyarakat yang belum terhubung karena faktor ekonomi dan kurangnya literasi digital. Pemerintah perlu fokus pada program yang mendorong aksesibilitas perangkat dan meningkatkan literasi digital di wilayah terpencil.