Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) optimistis bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menjadi penggerak utama dalam meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia hingga mencapai US$ 15.700 pada tahun 2038. Target ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia diharapkan menjadi negara berpendapatan tinggi.
Menteri Komdigi, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa target tersebut merupakan langkah penting untuk mencapai status "high income economy" pada tahun 2038. "Pada tahun-tahun tersebut, PDB per kapita nasional diperkirakan akan mencapai US$ 15.700 atau tiga kali lipat lebih besar dari PDB per kapita tahun 2023," ujar Meutya dalam acara Indonesia AI Day 2024 di Jakarta Selatan.
Meutya menekankan bahwa pemanfaatan teknologi digital, khususnya AI, menjadi kunci untuk mengatasi kesenjangan dan mendorong produktivitas. Hal ini sejalan dengan Visi Indonesia Digital 2045 yang bertujuan menciptakan ekosistem digital yang inklusif. "Lima tahun ke depan merupakan periode yang amat kritikal dalam menentukan arah dan laju kemajuan bangsa Indonesia," tegasnya.
Salah satu misi utama dalam rencana ini adalah menjadikan AI sebagai teknologi prioritas. Pemerintah akan fokus memperkuat tata kelola, pengembangan, dan pemanfaatan AI. Dengan demikian, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto diharapkan dapat tercapai.
Meutya juga menyinggung tren investasi AI generatif di dunia yang mengalami peningkatan signifikan. Investasi di sektor swasta telah meningkat enam kali lipat dalam dua tahun terakhir, dari US$ 4 miliar pada tahun 2021 menjadi US$ 25 miliar pada tahun 2023.
Perkembangan AI telah membawa dampak positif bagi dunia kerja. Di negara berpendapatan tinggi, AI berdampak pada 60% pekerjaan, sementara di negara berpendapatan menengah dan rendah, angkanya masing-masing 40% dan 26%. Namun, tren ini juga menunjukkan dominasi negara-negara maju dalam pasar tenaga kerja AI.
Indonesia pun berupaya mengejar ketertinggalan dengan mengadopsi tata kelola AI di sejumlah sektor layanan publik. Komdigi mengembangkan teknologi AI untuk mendeteksi berita palsu, Dirjen Pajak Kementerian Keuangan mengembangkan chatbot berbasis AI untuk membantu wajib pajak, dan Kementerian Kesehatan memanfaatkan AI dalam teknologi kesehatan di bidang radiologi dan patologi.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia optimistis dapat memanfaatkan AI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencapai status negara maju pada tahun 2038.